Senin, 24 Juni 2013

Muhammad Al Fatih: Sang Pembebas Konstantinopel

Nisyfu Sya'ban (Pertengahan Bulan Sya'ban) malam ini orang-orang beramai-ramai ke Mushola untuk membaca Yasin 3x. Jamaah yang sebelumnya hanya dua Shaff malam maghrib sore ini bisa sampai shaf paling belakang. Subhanalloh dalam hati saya, saya berdoa agar setiap malam adalah malam nisyfu sa'ban. Atau acara Nisyfu Sa'ban dipindahkan ke Subuh aja biar yang jamaah subuh banyak banget hehehe.

Di luar acara itu kemarin saya nonton film bagus banget. Film tentang pahlawan jihad muslim di Turki. Dia adalah Sultan Muhammad Al Fatih, atau dalam sejarah SD dulu dikenal dengan Sultan Muhammad II. Bliau anak dari Raja Murad yang saat itu memimpin kesultanan Turki. Lawan dan misi utama Sultan Muhammad II adalah membebaskan Konstantinopel (Kota termaju di eropa saat itu) dari belengu kafir Raja Constantine. Sultan Mehmed (sebutan Sultan Muhammad II di film itu) ingin mewujudkan kata-kata Rasulullah yang sangat populer. Bahwa pasukan terbaik umat islam adalah pasukan beriman yang mampu menguasai Eropa. Dan pusat eropa saat itu dikuasai oleh Raja Kejam dari Roma.

Hampir mirip dengan Shalahuddin Al Ayyubi dalam Film Kingdom of Heaven, disini Sultan Mehmed dikenal sebagai pemberani, beriman, dan penyayang. Sejak kecil bliau tidak pernah meninggalkan Sholat Tahajud. Jalan perang selalu menjadi jala terakhir setelah diplomasi perdamaian. Dia juga ahli strategi perang yang menganut dengan teguh prinsip-prinsip Alquran.

Dalam film itu Sultan Mehmed sebelum berperang berbagai persiapan dilakukan dengan perhitungan yang sangat matang. Mulai dari pembuatan benteng, logistik, terowongan bawah tanah bahkan sampai membuat meriam yang saat itu belum ada teknologi secanggih itu. Meriam itu dibuat oleh seseorang bernama Orhan. Persiapan yang matang dan semangat para prajurit yang tinggi membuat Sultan yakin bisa menaklukkan Konstantine,

Setelah semua persiapan dilakukan, Sultan bersama pasukan berangkat menuju konstantine. Pengepungan sudah dilakukan dan Raja Konstantin pun sudah siap degan bala tentaranya. Serangan dimulai, hujan panah dan meriam bergemuruh di medan tempur. Teriakan takbir menggema dari pasukan muslimin. Namun di hari-hari pertama ini Pasukan muslimin gagal menembus tembok benteng konstantinopel. Hari kedua, ketiga dan sampai ke-40 ternyata Sultan belum bisa menaklukkan Raja Konstantine. Hal ini dikarenakan pasukan konstantin yang sangat banyak dan kuat.

Pada cerita film itu dikisahkan Sultan Mehmed frustasi karena gagal terus menggempur musuh. Bliau kehilangan ide untuk menjebol benteng Konstantinopel. Maka datang lah Guru spiritual bliau dan mengajak Sultan berjalan-jalan untuk memberikan semangat. Intinya Sultan disadarkan bahwa jangan pernah menyerah sebelum menaklukkan musuh. Dia dihidupkan kembali dengan cerita-cerita mujahidin sebelumnya yang sangat gigih melakukan perjuangan menegakkan agama Allah.

Setelah sadar dan bangkit, Sultan akhirnya membuat strategi baru. Nah, ini adegan yang paling saya suka. Pembeda seorang Sukses dengan seorang the Looser. Sultan melakukan aksi yang di luar nalar orang awam pada umumya. Apa itu? Di tengah-tengah tentara yang sedih dan kecewa karena gagal, Sultan malahan membakar sebagian kapal agar para Tentara tidak bisa kembali ke Negerinya sebelum menaklukkan KOnstantinopel. Kemudian malam harinya sebagian kapal yang lain dinaikkan ke bukit secara manual (ditarik) tempat titik terlemah Konstantinopel. Tujuannya agar musuh panik bahawa ada pasukan lain yang akan menyerangd dari sisi yang berbeda. Luar biasa dengan strategi ini maka Raja Konstantin secara otomatis mengurangi pasukan di medan utama dan membuat kekuatannya menjadi tidak seimbang.

Allahu Akbar, atas ridho dan pertolongan Allah, semangat pasukan muslimin yang hebat mampu meluluh lantakkan tembok benteng Konstantinopel. Dalam waktu satu hari Sultan mampu membunuh Raja Konstantin dan menegakkan bendera Islam di atas menara Konstantinopel. Di akhir fim ini, Sultan mendatangi warga sipil yang tak berdosa. Mereka para wanita orang tua dan anak-anak, diberi tahu bahwa mereka diberikan kebebasan untuk hidup dan memeluk agamanya. Sultan tidak membunuh mereka tapi Sultan justru menyayangi mereka. Inilah akhlak tentara muslimin, Jihad di jalan Allah bukan hanya karena nafsu semata. Sultan Muhammad Al Fatih, pembebas IKonstantinopel.

Ada link sejafrah Muhammad Al fatih lebih lengkap... http://dwi-asmara.blogspot.com/2012/09/fetih-1453-muhammad-al-fatih-full.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar