Sabtu, 05 Januari 2013

Riwayat Adzan.

Kubikal tempat Bekerja dan Diskusi
Belajar sesuatu bisa dilakukan di mana saja, kapan saja dan adari siapa saja. Di kantor, di jam kerja sekalipun kita dapat memperoleh tambahan ilmu selain dari hal yang kita kerjakan. Perbincangan ringan atau ngrumpi di sela-sela rutinitas pekerjaan terkadang bisa memunculkan bahan-bahan pembelajaran yang bermanfaat.

Di kantorku tepatnya di kubikal (lapak kerja) sekitar saya, hampir tiap harinya tak lepas dari diskusi kecil antara Ustadz Rizky dan Mas Tito. Rabu kemarin tepatnya, tiba-tiba Mas Tito mengangkat tema yang mungkin sepele karena jarang sekali terfikirkan, padahal hal tersebut sangat dekat dengan keseharian kita. Ya dia mengangkat tema Adzan kali ini. Berawal dari pertanyaan Carolina (Non Muslim), calon kemenakan yang tinggal di rumahnya, tentang kalimat panggilan Sholat dalam Muslim yang terdengar dalam Bahasa Arab. Carolina bertanya maksud dan arti lafadz Adzan tersebut. Mas Tito hanya bisa menjelaskan artinya dan belum tahu riwayat lahirnya panggilan Sholat tersebut.

Mas Tito menceritakannya ke saya. Sedikit terkejut karena hal tersebut ternyata tidak terlintas dalam pikiran saya selama ini. Selama ini yang kita tahu sebagai muslim hanya mengetahui arti dan memenuhi seruan tersebut. Terkait dengan riwayat lahirnya Adzan sedikit dalam ingatan saya bahwa tujuan panggilan adzan yang seperti itu adalah untuk membedakan panggilan ibadah umat Muslim dengan ibadahnya umat Nasrani. Jika umat Nasrani melakukan panggilan dalam bentuk lonceng, umat islam membedakannya dengan seruan Adzan.

Ustadz Rizky yang duduk di belakang kubikal saya mengamini pendapat saya di atas. Dia menjelaskan lebih lanjut bahwa Adzan bermula dari mimpi seorang Sahabat dekat Rasulullah S.AW, yaitu Abdullah bin Abbas, atau yang kita kenal dengan Ibnu Abbas. Dalam mimpinya Ibnu Abbas hendak membeli lonceg dari seseorang yang akan digunakan sebagai alat pemanggil Sholat. Namun orang yang membawa lonceng itu mengajarkan Ibnu Abbas cara yang lebih baik, yaitu dengan mengumandangkan Adzan. Kemudian Ibnu Abbas menceritakan mimpinya kepada Rasulullah SAW. Rasul yang mendengarnya membenarkan bahwa mimpi yang dialami Ibnu Abbas adalah sesuatu yang nyata. Akhirnya beliau memerintahkan Ibnu Abbas untuk mengajarkan lafadz Adzan tersebut kepada Bilal bin Rabah, agar Bilal mengumandangkannnya setiap kali waktu Sholat tiba.

Dari penjelasan ustadz Rizky akhirnya saya surfing untuk Googling tentang riwayat adzan tersebut, dan yup tepat sekali, penjelasan lengkap tentang Adzan aku peroleh di sini, Subhanalloh satu pelajaran sore ini saya dapat dari diskusi kecil di kantor. Terkadang saya merasa belajar dari diskusi seperti ini akan lebih berkesan dan lebih diingat daripada kita belajar di majelis bersama seorang guru. Karena diskusi iin menuntut kita untuk mencari tahu secara mandiri daripada sekedar mendengarkan saja. Hikmah memang ada di sekitar kita....

tentang Materi Adzan lebih lengkap dapat dilihat di Website Muslim.or.id ---> Klik Di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar