Selasa, 25 November 2014

Kriteria Pemimpin "Harapan" Saya

Sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Keorganisasian, tulisan saya ini sebatas opini saya yang didasari atas pengalaman dan teori yang saya baca.


Membahas soal pemimpin, Desember nanti organisasi saya, Direktorat Jenderal Pajak, akan terjadi pergantian penguasa utama Direktur Jenderal Pajak. Proses pemilihannya dilakukan secara lelang yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan dari Bulan November sampai Desember nanti. Sebagai bagian dari organisasi ini tentunya saya berharap DJP dipimpin oleh orang yang Hebat.

Berikut ini salah satu link tentang Harapan Pemimpin DJP ke depan: Dirjen Pajak Harus Berani Berantas Mafia Pajak


Pemimpin bagi suatu perusahaan/organisasi adalah bagian yang sangat menentukan prestasi dari kenerja organisasi. Dia adalah pengambil kebijakan dan keputusan dalam menentukan langkah-langkah untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam Islam pemimpin adalah hal yang sangat urgent, bahkan Rasulullah bersabda: "Apabila kamu mengadakan perjalanan berkelompok, maka tunjuklah salah satu sebagai pemimpinnya".

Menurut Joseph C. Rost, Kepemimpinan merupakan hubungan yang saling mempengaruhi diantara pemimpin dan bawahan yang menginginkan perubahan untuk mencapai tujuan bersama". Pemimpin mengambil peran sebagai orang yang berinteraksi dengan semua stakeholder organisasi untuk kemudian mengambil suatu tindakan yang bijak dan tepat dalam usahanya memajukan organisasi tersebut.

Kepemimpinan seseorang didasari dari kepribadian yang ada dalam individu. Jiwa pemimpin atau sifat-sifat kepemimpinan terkadang terlihat alami dalam diri seseorang melalui kepribadiannya yang sudah terbentuk sejak kecil hingga dewasa. Namun ada juga sifat atau jiwa kepemimpinan itu tumbuh dengan adanya kondisi yang memaksa dia untuk memimpin sesuatu baik lingkup yang kecil maupun yang lebih besar.

Berikut ini saya ungkapkan kriteria pemimpin menurut saya secara umum yang selanjutnya akan saya aplikasikan dalam kriteria pemimpin DJP menurut saya.

Ada empat kriteria pemimpin yang ideal menurut saya.

a. Jujur atau Berintegritas

Seoarang pemimpin harus memiliki integritas yang kuat. Dia jujur dalam perkataan dan perbuatan. Artinya pemimpin itu harus memiliki perangai yang baik di mata orang lain. Dalam kegiatan sehari-harinya dia harus menjaga perkataan dan janjinya. Dia tidak hanya manis di ucapan saja tetapi juga harus membuktikan janjinya dalam perbuatan atau tindakan. Disiplin dan tepat waktu adalah salah satu ciri dari sifat jujur dan berintegritas.

b. Cerdas Intelektual dan Emosional

Cerdas intelektual artinya dia memiliki kapasitas dalam membidangi organisasi yang ia pimpin. Ilmu yang dia kuasai bukan cuma ilmu kepemimpinan atau manajerial melainkan ilmu bidang organisasi tersebut. Pemimpin yang memiliki ilmu yang lebih dari bawahannya tentu akan lebih terlihat berwibawa dan dihormati. Cerdas intelektual juga dapat berarti dia mampu menganalisa hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang, sehingga dia dapat mengambil keputusan dan kebijakan dengan tepat. Setidaknya dia mampu melihat sesuatu yang menurut orang lain tidak terlihat atau tidak nampak.

Cerdas emosional artinya dia harus bersikap bijak dalam menghadapi permasalahan baik internal maupun eksternal. Sikap bijak ini terlihat ketika seorang pemimpin mampu menciptakan suatu kondisi organisasi yang nyaman, damai dan kondusif. Dia tidak pemarah tapi juga bukan yang lembek atau tidak tegaan. Dia harus tegas dan konsisten dalam menghadapi persoalan dalam kondisi apapun baik yang mendesak maupun tidak.

Cerdas emosional lainnya bisa dilihat dari sifat inisiasi atau memberikan inisiatif tindakan terlebih dahulu. Inisiatif pemimpin dapat memberikan teladan bagi bawahannya. pemimpin yang bagus terkadang melakukan hal-hal yang di luar pemikiran orang pada umumnya. Dia adalah orang yang memulai untuk melakukan suatu kebaikan sementara yang lain enggan atau sungkan untuk melakukannya.

c. Loyal

Jika loyalitas bawahan bisa menyenangkan pemimpin, tentu juga sebaliknya. Pemimpin yang loyal akan disukai bawahannya. Loyalitas ini berarti dia bekerja sesuai dengan koridornya dan sepenuhnya untuk kepentingan organisasi bukan yang lain. Dia tidak boleh berkhianat kepada tujuan perusahaan. Loyalitas pemimpin menjadikan teladan bagi anak buahnya.

d. Komunikasi yang Baik dan Efektif.

Pemimpin memiliki tugas dan wewenang untuk menyampaikan perintah dan arahan kepada bawahannya dalam menjalankan organisasi. Dalam setiap rapat, presentasu atau bahkan pidato pengarahan umum, kata-kata pemimpin yang baik adalah yang mudah dipahami dan memberikan inspirasi bagi bawahannya. Intonasi dan ketenangan dalam berbicara akan membuat pemimpin terlihat berwibawa dan disegani sehingga bawahan merasa bangga memiliki pemimpin yang komunikatif.


Dari empat kriteria tersebut, saya coba menerapkannya pada kriteria pemimpin organisasi saya yaitu Direktorat Jenderal Pajak. Menurut saya kriteria seorang pemimpin DJP dapat dilihat dari faktor perilakunya kepada pihak internal organisasi dan pihak eksternal organisasi. Pihak internal organisasi adalah pihak dalam organisasi meliputi karyawan, pejabat di bawahnya, pejabat di atasnya (Menteri Keuangan dan Presiden). Sedangkan pihak eksternal organisasi adalah pihak luar DJP yaitu Wajib Pajak, Bank Pemerintah atau Swasta, pemerintah daerah, dan Instansi-instasi atau unit lainnya.

1. Pihak Internal

a. Jujur dan Berintegritas
Contoh tinfakannya antara lain: transparan kepada bawahan, menyampaikan laporan yang benar dan valid kepada Menteri Keuangan, bekerja tepat waktu dan disiplin, bersih dari suap, taat beribadah sesuai dengan agamanya.

b. Cerdas intelektual dan Emosional
 Cerdas intelektual antara lain: Menguasai ilmu ekonomi dan perpajakan bisa dibuktikan dengan gelar pendidikan dan rekam jejak prestasi dalam karirnya mulai dari pelaksana lapangan hingga kepala kantor.

Cerdas Emosional antara lain: tidak mudah memarahi dan menyalahkan pegawai yang bersalah, mengayomi bawahannya. Mampu mengambil tanggung jawab atas semua kebijakan maupun tindakan pegawainya. Mendamaikan masalah internal dengan baik tanpa harus tersebar ke luar.

c. Loyal
Contohnya: bekerja keras sesuai dengan visi dan misi, pakta integritas dan sumpah jabatan. Tidak sekali-kalinya bersekongkol ata memihak Wajib Pajak. Tidak memanfaatkan jabatan untuk kepentingan sendiri, keluarga maupun golongan atau usahanya. Membuat kebijakan-kebijakan atau peraturn-peraturan yang mementingkan negara. Mengupayakan kesejahteraan pegawai dalam mencapai tujuan organisasi untuk pencapaian target pajak.

d. Komunikasi yang Baik dan Efektif.
Contoh: Berkata dengan pilihan kata yang memotivasi pegawai. Berbicara di depan umum tanpa melemahkan pihak internal atau pegawai. memberikan arahan yang jelas kepada pegawai beserta pentunjuk teknisnya.

2. Pihak Eksternal

a. Jujur dan Berintegritas,
Berani menindak Wajib Pajak yang nakal atau melanggar tanpa tebang pilih. Tidak mau menerima pemberian apapun/gratifikasi dari Wajib Pajak. Menyampaikan informasi yang sebenarnya tentang kebijakan dan peraturan DJP kepada masyarakat/Wajib Pajak.

b. Cerdas Intelektual dan Cerdas Emosional
 Cerdas intelektual tentunya Dirjen Pajak harus bisa membuat strategi kerjasama dengan pihak-pihak ketiga baik Pemda, bank maupun pihak lainnya dalam rangka menjaring data Wajib Pajak.

c. Loyal
Loyal atau amanah dengan perjanjian-perjanjian dan atuaran-aturan yang sudah dibuatnya dengan pihak eksternal. Konsisten dalam pelaksanaan dan penegakkannya.

d. Komunikasi yang Baik dan Efektif.
Dirjen Pajak harus memiliki kemampuan persuasif yang baik kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan misi DJP. Lobi-lobi dan negoisasi dengan DPR, Bank dan instansi lainnya sangat diperlukan dalam rangka mencapai target pajak.

Semoga setiap pemimpin di negeri ini adalah orang yang amanah...
Amiin..


1 komentar: