Baso tapi ada BekGornya koq |
Di tengah hingar bingar Kota
Metropolitan ini, di ramainya orang-orang menghalalkan segala cara untuk
mencapai tujan dan mencari uang, ada sebuah warung baso di pojok kota ini
yang masih menggunakan resep jujur sebagai kunci keberkahan bisnisnya.
Dua
tahun di sini saya bisa dikatakan sering berkunjung ke warung Baso ini.
Sekalipun namanya Baso, ternyata yang dijajakan di dalamnya bermacam
makanan. Ada pempek, siomay, pastel, dan tak disangka ada menu
BekGor (Bebek Goreng)nya. Justru bisa dibilang yang cukup populer malah BekGornya
daripada Basonya. Letak warung ini ada di Jalan Senopati No.51 (Teras
Apotek Potenza), Jakarta Selatan, 021 5213035. Dengan harga yang
terjangkau Rp.22.000 untuk 1 porsi BekGornya, warung ini selalu ramai
pengunjung terutama di saat jam makan siang. Banyak karyawan dan
karyawati di sekitar SCBD dan Senopati yang datang ke sana.
Yang
mau saya ceritakan disini adalah di balik ramainya pengunjung warung
tersebut, tidak hanya rasa enak yang diutamakan melainkan kejujuran dan
ketulusan dalam melayani pelanggan. Ini saya alami kemarin. Saat makan
siang bareng temen kantor saya pulang tanpa membawa HP saya (lupa).
Beberapa kali saya hubungi HP saya tapi tidak ada yang menjawab. Saya
yakin HP saya tertinggal di warung itu. Akhirnya saya searching google
dan ketemu no.telpon warungnya. Dan alhamdulillah penjual baso Aha
bilang HP saya tadi tertinggal dan sekarang masih disimpan di sana.
Pulang dari kantor saya mampir ke Baso AHA untuk mengambil HP. Berniat memberikan uang ucapan terima kasih, ternyata ditolak penjual Baso AHA tersebut. Dia sama sekali tidak tertarik dengan uang saya. Sampai dua kali saya menawarkannya tetap saja dia tidak mau menerima. Sampai di rumah saya merenung, masih ada ya orang-orang jujur seperti Pak Penjual Baso AHA di Jakarta ini.
Pulang dari kantor saya mampir ke Baso AHA untuk mengambil HP. Berniat memberikan uang ucapan terima kasih, ternyata ditolak penjual Baso AHA tersebut. Dia sama sekali tidak tertarik dengan uang saya. Sampai dua kali saya menawarkannya tetap saja dia tidak mau menerima. Sampai di rumah saya merenung, masih ada ya orang-orang jujur seperti Pak Penjual Baso AHA di Jakarta ini.
Jujur,
sesuatu yang langka di negeri Indonesia ini, terutama bagi
mereka para penguasa. Mereka menghalalkan segala cara untuk bertahan di
tampuk kekuasaan. Tapi sangat berbeda dengan Pak Penjual Baso AHA,
dengan kejujurannya dia sukses berbisnis, dia sukses menjaga
pelanggannya agar tetap berkunjung ke warungnya. Selain mengutamakan
rasa dan harga, Pak Penjual Bakso dan BekGor ini (mungkin tanpa kita
sadari) menggunakan jimat kejujuran dan kebaikan hati untuk tetap
mendapatkan keberkahan rejekinya. Subhanalloh..
Tepatnya pertemuan Jalan Empu Sendok dan Jalan Senopati, Mau innfo lainnya silahkan liat berita ini
Tepatnya pertemuan Jalan Empu Sendok dan Jalan Senopati, Mau innfo lainnya silahkan liat berita ini